Rabu, 02 Juli 2014

Mulianya Jatuh Cinta.

Cinta itu anugrah. Cinta itu Fitrah. Setiap orang yang masih diberikan anugrah "normal" bisa merasakan Cinta. Hati kita memiliki kecenderungan untuk mencintai dan dicintai disetiap waktu,disetiap saat dan disetiap hembusan tarikan nafas. Kita tidak pernah bisa mengelak dari rasa yang satu ini yaitu "CINTA".

Saat merasakan benih-benih cinta  seperti ada semangat hidup yang tiba-tiba mampu membuat kita hidup lebih hidup. Tapi cinta ini juga mampu menjadi bumerang. Cinta seperti apa yang bisa menjadi bumerang? Yah. Benar. Yaitu cinta yang ditunjukan pada sesuatu/seseorang yang tak halal untuk kita cintai.

Painah: "Emang ada sesuatu yang tak halal untuk kita cinta?"

Painem: "Ada. yaitu cinta yang membuat kita lalai dengan Yang Maha Memiliki Cinta"

Eits. . .  walaupun begitu kamu tak perlu buru-buru membunuh rasa cintamu walaupun itu sama si dia.Namun, yang harus kamu lakukan adalah memiliki kemampuan untuk mengelola sedemikian rupa agar cinta itu tetap indah sampai pada waktunya. Sampai waktu dimana dia(cinta) akan datang, bahkan jika kamu tak menyambutnya maka malaikat di langit akan menjauhimu.

Painah: "Kapan itu?"

Painem: "Saat itu adalah saat setelah tangan ayahmu dan tangan dia bertemu didepan penghulu yaitu pernikahan."

Painah: "Lalu.... Bagaimana sikap kita saat merasakan Cinta tapi bayang-bayang pernikahan masih jauh dari pemikiran?"

Painem: "Udah. Nggak perlu Cemas gitu ah. Malu sama ayam tetangga. hehehe..."

"Cinta bagi ruh sama dengan makanan bagi tubuh. Jika engkau meninggalkannya, itu akan membahayakan dirimu, tapi jika engkau telalu banyak memakannya dan tidak seimbang, itu akan membinasakanmu." (Ibnul Qoyyim Al-jauziy).

Cinta memang mampu jadi bumerang buat yang merasakan, jika dia tak mampu mengelola dan dimana dia harus curahkan semua rasa. Dijaman sekarang orang tak lagi malu-malu mengungkapkan apa yang dirasakan. Padahal, bisa jadi apa yang (katanya cinta) dirasakan adalah rasa sesaat.

Banyak mungkin diantara kita saat jatuh cinta tak buru-buru curhat sama Alloh eh malah curhat ama teman.
Mengumbar sana-sini alhasil orang satu jagad raya tahu semua (lebay sitik). Teman mah bisa salah saat ngasih solusi. Teman bisa bosen saat dengerin curhat kita yang dia lagi, dia lagi. Tapi kalau Alloh di jamin solusinya terbaik dan nggak pernah bosen dengerin kita curhat. Eh boro-boro bosen dengerin, Alloh mah malah seneng kita dateng ama Dia, curhat ama Dia.

Painah: "Ye manusia jangan samain dengan Alloh dong Nem. Dimane-mane manusia kalah kalau kamu    bandingkan dengan Alloh"

Painem: "Nah tuh kamu tau Nah, terus ngapain masih percaya dengan kemampuan manusia. Dari pada ngabis-ngabisin energi buat curhat ama manusia yang belum tentu bener solusinya. Mending curhat langsung aja ama Alloh yang dijamin punya solusi super lebih super dari pak Mario super."

Tidak ada yang salah saat kita jatuh cinta. Tapi yang salah adalah sikap kita memperlakukan cinta. Cinta yang membuat kita mulia adalah cinta yang kita dasari dengan rasa cinta kita kepada Alloh, kepada Rasulullah dan kepada orang tua. Tapi cinta yang menjadi bumerang adalah cinta yang didasari oleh hawa nafsu, cinta yang didasari keinginan untuk memiliki tapi sebatas ilusi.


Bersambung......